Aku sudah mulai berhenti membuat sketsa sosokmu di benakku saat kutahu sketsa itu tak akan pernah menjadi gambar utuh dan nyata. Perlahan dengan tetesan kesedihan, aku menghapus goresan pensil yang dulu dengan senyum mengembang aku goreskan.
Dengan keyakinan yang hanya setengah porsi aku mulai menekankan penghapusku pada sketsa sosokmu. Aku merasa aku sudah menggosoknya dengan sangat kuat, namun entah kenapa aku tak bisa mengembalikan warna putih hadir dalam benakku. Putih yang ada ialah putih dengan sisa goresan tajam yang membentuk siluetmu.
Sesaat setelah goresan tajam itu mulai memudar dan menjauhi benakku tiba tiba saja muncul goresan bayangmu dalam wujud yang berbeda. Yang mengejutkanku adalah ketika kusadari bahwa dirimulah pembawa goresan baru itu. Dengan senyum penuh keyakinan kamu membuat sketsa baru seraya meminta ijin untuk tetap mengisi benakku.
Dalam kebingunganku akan permohonanmu aku kembali tenggelam dalam mimpi mimpi fana yang dulu pernah terajut. Ingin rasanya aku menolak kembalinya mimpi itu, tapi nampaknya mimpi itu sangatlah menggodaku.
Mengijinkanmu kembali mengisi benakku akhirnya aku jatuhkan sebagai pilihan. Tanpa kusadari ijinku itu memberikan satu kelegaan bagimu. Kau memiliki wadah untuk berbagi pikir dan tawa dalam hadirmu di benakku. Betapa lega aku menatap senyummu kembali…betapa damai aku mendengar sapaanmu di telingaku. Demi senyum dan sapa itu aku rela menghadirkan sosokmu kembali dalam ketegasan di benakku..sampai kapanpun……
Gh3k – 290609 – 23.55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar